Adidas Tindas Buruh Pabrik Indonesia Pembuat Kostum Atlet Inggris dan Seragam Relawan Olimpiade?
Kostum atlet Inggris dan seragam para relawan Olimpiade London 2012, dibuat di sembilan pabrik Indonesia yang telah dikontrak oleh Adidas.
Kabarnya, kostum dan seragam itu dibuat dengan lebih etis dan sopan, dibandingkan kostum dan seragam yang pernah dibuat dalam setiap penyelenggaraan Olimpiade.
Adidas merupakan mitra resmi pakaian olahraga di Olimpiade London 2012 dan tim atlet Inggris. Dalam investigasi jurnalis The Independent melaporkan bahwa ditemukan adanya pelanggaran hak buruh, terutama karyawan perempuan muda, yang berkerja sampai 65 jam (melebihi waktu standar kerja mingguan yakni 25 jam) dan digaji dengan sangat rendah.
Menurut Kathy Marks, jurnalis The Independent, para buruh juga mengalami kekerasan verbal dan fisik. Para buruh berkata pada Kathy, mereka dipaksa untu berkerja lembur dan akan dihukum bila tidak mencapai target produksi.
Sembilan pabrik itu tidak membayar upah buruh dengan layak (yang seharusnya 20 persen lebih tingi dari upah minimum resmi ) saat mengharuskan karyawannya lembur, sebagai salah satu kode dasar Inisiatif Perdagangan Etis (ETI), kode perburuhan yang diakui secara internasional dan diadopsi oleh komite penyelenggara olimpiade, Locog.
Para pekerja harus berkerja ekstra keras dengan gaji yang tidak layak, dimana hanya dibayar kurang dari Rp 5.000 per jam. Buruh juga melewatkan waktu makan siang untuk menghemat uang, dan mengirimkan anak mereka agar diurus oleh kakek-neneknya, selama mereka berkerja lembur.
Kode dasar ETI, dimana Locog mengatakan harus dipatuhi oleh semua perusahaan pemasok barang ke lisensi Olimpiade, juga mengatur kebebasan beserikat. Namun, para pekerja menyatakan bahwa beberapa serikat pekerja tidak diberikan hak tawar oleh pemasok Adidas di Indonesia.
Para pekerja mengatakan, satu contoh di PT Shyang Yao Fung, yang berada di kota industri Tangerang, sebelah barat Jakarta, memberhentikan 10 pekerja pada Maret lalu, karena keaktifan mereka dalam organisasi buruh.
"Manajemen mengatakan lembur merupakan kewajiban. Banyak pekerja yang tidak dibayarkan upah lemburnya. Setiap hari ada pekerja yang jatuh pingsan karena kelelahan atau tidak sehat," ujar seorang buruh yang bernama Sobirin (32).
Lain lagi yang terjadi di PT Panarub Industry, pabrik sepatu bola pemasok utama Adidas dan pakaian olahraga beberapa pemain Olimpiade Inggris, para buruh mengatakan bahwa mereka ditekan oleh perusahaan untuk memenuhi target produksi.
"Sulit mendapatkan izin bahkan untuk ke kamar kecil. Kita tidak bisa beranjak dari kursi. Kalaupun terpaksa pergi dari kursi, tumpukan pekerjaan sudah pasti ada. Kalau menumpuk seperti itu, bisa diteriaki oleh pemimpin lini produksi. Kadang mereka menyebut kita anjing, bodoh, tidak berpendidikan, dan sebagainya. Kami juga terkadang harus melewatkan makan siang untuk mencapai target," kata penjahit berusia 23 tahun bernama Yuliani.
Kondisi mengenaskan yang dialami buruh diutarakan oleh rekan Yuliani bernama Ratna. Menurutnya, jika pemimpin produksi sudah marah, mereka melemparkan sepatu kepada pekerja. Sekali waktu pernah Ratna menyaksikan sendiri seorang pekerja yang dilempari sepatu.
Investigasi Kathy juga melaporkan bahwa beberapa pekerja pernah ditampar oleh manajer produksi. Seperti di PT Pancaprima yang berada di Tangerang, supervisor menggunakan pengeras suara untuk mencacimaki lini produksi bila gagal mencapai target.
Pabrik yang juga diinvestigasi oleh Kathy adalah PT Golden Castle dan PT Golden Continental. Di perusahaan itu, karyawan ada yang menikmati makan siang dekat pembuangan sampah yang berbau dan pekerja yang gagal mencapai target dikunci dalam ruangan dan disuruh berdiri berjam-jam.
Dalam pernyataannya, Adida mengatakan bahwa hanya ada satu perusahaan yang membayar upah tidak layak kepada para pekerja. Sedangkan pemberlakukan jam berkerja yang berlebihan bukanlah keharusan yang diberlakukan perusahaan. Mereka yang lembur haruslah sukarela.
Pihak Shyang Yao Fung mengatakan bahwa pemberhentian karyawan bukan terkait pada keaktifan mereka di organisasi buruh. Tapi, memang untuk perampingan pekerja pabrik. Sedangkan enam perusahaan enggan memberikan komentar saat dikonfirmasi oleh Kathy. (art)
