Media Asing : Orang Utan Terbunuh Akibat Kebakaran Hutan Untuk Lahan Sawit Di Indonesia

Talinews.com, Inggris – Perhatian dan kepedulian media asing terhadap habitat orang utan yang semakin terancam, ditulis dalam satu berita di Dailymail online, Inggris, Jumat (30/3). Media asing ini mengabarkan bahwa ratusan orang utan terbunuh akibat kebakaran hutan, yang dilakukan oleh perusahaan sawit sebagai perluasan lahan.

Ratusan orangutan diyakini telah tewas dalam kebakaran hutan Tripa yang disengaja dilakukan untuk pembukaan lahan kelapa sawit di provinsi Aceh bagian utara (Dok. Dailymail)

Habitat orang utan yang terancam itu terjadi di hutan Tripa, Aceh, yang merupakan hutan lindung. Tapi, saat ini hutan Tripa dikelilingi oleh perkebunan sawit. Para konservasionis orang utan mengatakan, bila hal ini terus terjadi, bisa mengakibatkan kepunahan pada hewan langka tu. Bahkan laju kepunahan tidaklah lama, bisa dalam hitungan hari.

"Tidak ada lagi beberapa tahun. Tapi, hanya beberapa bulan atau bahkan pekan sebelum satwa ikonik itu menghilang akibat kebakaran hutan," ujar Briton Ian Singleton dari Program Konservasi Orang utan Sumatera.

Menurutnya, akibat kebakaran hutan itu para hewan harus melarikan diri dari kobaran api yang menghabiskan habitat mereka. Sehingga, banyak bayi orang utan yang terpisah dari induknya dan bahkan mati oleh panasnya api.

Selain menyorot kondisi orang utan yang ada di daerah Sumatera, Singleton menuturkan pula mengenai perusahaan kelapa sawit di Kalimantan, yang dituduh menawarkan hadiah atau uang kepada pekerja dan masyarakat, untuk tiap kepala orang utan yang bisa mereka habisi.

Karena, perusahaan menganggap hewan itu sebagai perusak pohon sawit yang muda. Bahkan, awal tahun 2012, Dailymail menampilkan foto mengenai kondisi menyedihkan seekor orang utan yang mendekap anaknya. Dalam foto itu, orang utan dan anaknya dikelilingi oleh para pemburu yang akan membunuhnya.

"Orang utan yang selamat dari kebakaran pasti lambat laun akan sekarat akibat kelaparan dan kekurangan gizi. Karena, sumber makanan mereka hilang. Karenanya, harus ada kepedulian dari semua orang. Kita sedang menonton tragedi global," pungkas Singleton. (art)