Diperkosa atau Tidak, Anda Tetap Bisa Alami Cedera Vagina
Talinews.com, Denmark – Berhubungan intim paling menyenangkan adalah bersama pasangan, yang biasanya akan menuntun Anda dengan lembut untuk mencapai orgasme. Ternyata tetap saja bisa mengakibatkan luka pada vagina, yang biasanya terjadi pada korban pemerkosaan, yang mengalami tindakan seks secara kasar dan tidak diinginkan. Tapi, apa sih luka vagina itu?
![]() |
| Ilustrasi: Penelitian terbaru yang dilakukan di Denmark menunjukkan, bahwa cidera pada vagina juga bisa terjadi meski tanpa adanya hubungan seks yang dipaksakan. (Dok. Dailymail) |
Cidera itu diakibatkan oleh tindakan kasar atau pemaksaan saat berhubungan badan. Karenanya, pihak kepolisian akan menyelidiki kasus perkosaan yang terjadi dengan melihat adanya lesi dalam vagina, sebagai indikator adanya tindakan kasar yang dialami.
Pemeriksaan mengenai adanya cidera pada vagina, menjadi tolak ukur dalam menjatuhkan putusan hukum terhadap pelaku yang didakwa melakukan pemerkosaan. Pemeriksaan tersebut dianggap bukti kunci yang tidak terbantahkan, agar pelaku pemerkosaan bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Namun, suatu penelitian terbaru yang dilakukan di Denmark menunjukkan, bahwa cidera pada vagina juga bisa terjadi meski tanpa adanya hubungan seks yang dipaksakan. Penelitian mendalam ini melihat perbandingan antara mahasiswi keperawatan di University of Southern Denmark dengan korban perkosaan.
"Temuan ini sangat menarik. Para mahasiswi keperawatan mengalami seperti luka vagina yang biasanya ditemukan pada korban pemerkosaan. Cidera ini tidak dapat digunakan sebagai penetapan apakah mahasiswi tersebut mengalami tindakan pemerkosaan," ujar Birgitte Schmidt Astrup, dokter dan mahasiswa PhD di Institute of Forensic Medicine, seperti yang dilansir dari Dailymail, Minggu (1/4).
Penelitian ini dilakukan pada 110 mahasiswi keperawatan berusia sekitar 20 tahunan, dan 39 korban pemerkosaan di pusat rehabilitasi untuk korban pemerkosaan di Odense University Hospital. Mereka semua diperiksa hampir 8 jam di dalam ruangan untuk melihat lesi vagina akibat hubungan seksual.
Hasilnya? Cukup membuat para peneliti terkejut. Mereka menemukan adanya cidera vagina sebanyak 36 persen pada korban perkosaan, dan 34 persen dari mahasiswi keperawatan. Menurut peneliti, para mahasiswi itu tidak dilihat apakah mereka melakukan seks kasar atau lembut, dan apakah mereka menggunakan kondom atau sex toys. Jadi, hanya berdasarkan cidera yang tampak saja.
Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Forensic Science International, dan menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut bagi penyelidikan kasus pemerkosaan oleh pihak kepolisian Denmark. (art)
