Headlines News :
| |

3.000 Lumba-Lumba Mati Di Pantai Peru

Ilustrasi: Penemuan banyaknya lumba-lumba yang mati di perairan Peru, menunjukkan ada kesalahan yang terjadi pada ekosistem perairan itu. (Foto: Detik)
Talinews.com, Peru – Sejak awal tahun 2012 hingga saat ini, ditemukan sekitar 3.000 lumba-lumba yang mati di perairan pantai Peru. Banyaknya jumlah lumba-lumba yang mati itu, membuat para pecinta dan ahli lingkungan bingung, apa faktor penyebabnya.

Menurut berita yang dilansir dari MSNBC, Rabu (4/4), satu teori yang berkembang tentang kejadian itu adalah gelombang kuat yang disebabkan oleh kapal-kapal eksplorasi minyak, yang mengakibatkan kerusakan internal untuk hewan laut mamalia.

Teori itu diungkapkan oleh Carlos Yaipen Llanos, direktur keilmuan penyelamatan mamalia laut grup Organización Científica para Conservación de Animales Acuáticos (ORCA). Kelompok ini menemukan 100 lumba-lumba pertama dari 3.000 mamalia itu terdampar di pantai, yang diduga akibat mengkonsumsi ikan beracun.

Namun, pengujian yang dilakukan tidak menunjukkan hal itu, yang sudah dimasukkan dalam hipotesis mereka.

"Saya percaya bahwa pengujian akustik menghasilkan 'ledakan sonik' yang menyebabkan pendarahan internal dan kehilangan keseimbangan pada lumba-lumba. Namun, saya belum memiliki bukti definitif mengenai hal ini," ujar Llanos.

Hardy Johns, kepala kelompok konservasi BlueVoice.org, mengatakan bahwa akan sangat mengerikan bila lumba-lumba mati karena dampak ledakan sonik. Karena, penderitaan yang dirasakan lumba-lumba sebagai efek ledakan sonik dialami dalam jangka waktu yang lama.

Penemuan akan banyaknya ikan lumba-lumba yang mati di perairan Peru, menunjukkan ada kesalahan yang terjadi pada ekosistem perairan itu. MSNBC melaporkan bahwa ikan lain yang juga ditemukan banyak yang mati di situ adalah ikan teri. (art)

Posted by TaliNews on Kamis, 05 April 2012, 18.23. Filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response.!
IndoLowong
Support Us :
Comments
blog comments powered by Disqus