Kromosom Y Masih Eksis!
![]() |
| Foto kromosom (Sebastian Kaulitzki) |
Pernyataan Graves diperkuat dengan data pekerja di Amerika. Pertama kalinya didalam sejarah Amerika Serikat, laki-laki dalam jumlah angkatan kerja dan tingkat pendidikan di universitas pada 2009, lebih sedikit dibandingkan perempuan.
Akibatnya, muncul teori mengenai kromosom yang mulai berangsur 'lenyap'. Kromosom seks laki-laki itu dikabarkan akan semakin menyusut dalam kurun waktu lima juta tahun, yang merupakan proses penyusutan paling cepat dalam hal evolusi.
Namun, pernyataan dan teori itu dibantah oleh ahli genetika Whitehead Institute for Biomedical Research di Cambridge, Massachusetts, yang dipimpin oleh direktur institut David Page dan ahli genetika Jennifer
Hughes. Mereka meneliti kromosom Y pada manusia dan monyet rhesus. Dalam penelitian itu, para ilmuwan menemukan bahwa manusia hanya kehilangan satu gen dalam 25 juta tahun, sejak manusia dan monyet terpisah dari nenek moyang yang sama.
"Saya pikir penelitian ini akan mengakhiri spekulasi tentang akan musnahnya kromosom Y, karena kromosom ini masih eksis dalam putaran evolusi," ujar Hughes kepada majalah ilmiah Nature, saat menyampaikan hasil penelitiannya.
Teori cepatnya penyusutan kromosom Y seakan mengajak kita kembali pada 200 hingga 300 juta tahun lalu, ketika nenek moyang mamalia memiliki kromosom Y dengan ukuran sama pada kromosom X, yang memiliki 1.400 gen. Saat ini, kromosom Y hanya mengandung 45 gene atau berkurang sebesar 97 persen.
Para ilmuwan percaya bahwa pengurangan DNA terjadi karena kromosom Y muncul tunggal, yang cenderung tidak dapat menghindar dari kehilangan gen. Berbeda dengan kromosom perempuan yang memiliki dua kromosom, XX.
Tidak mengherankan bila peran Bank Sperma menjadi sangat penting. Selain untuk digunakan sebagai donor dalam proses pembuahan, Bank Sperma juga berfungsi untuk menyimpan kromosom Y dari ribuan sperma yang ada. (art)
