Headlines News :
| |

Kelestarian Budaya Imlek yang Jauh dari Kampung Halaman

BERADA di kampung orang tak membuat warga keturunan Tionghoa melupakan adat istiadat mereka. Setiap tahun mereka merayakan Hari Imlek penanda tahun baru bagi kalender China. Begitu pula warga keturunan Tionghoa di Kalimantan Barat yang berbahagia di hari itu bersama keluarga.

Singkawang merupakan kota yang dihuni masyarakat keturunan Tionghoa. Di setiap perayaan Imlek, mereka menampilkan berbagai keunikan budaya khas. Budaya dimulai dari pembuatan kue keranjang, atraksi naga dan barongsai, serta pagelaran aksi para tatung.

Keindahan lampion yang menerangi sebuah Klenteng menambah semarak Imlek setiap tahunnya (Foto: Kaskus-forum.blogspot.com)
Itulah yang usaha warga Tionghoa untuk menjaga budaya hingga ke generasi selanjutnya. Pada tahun 2012, liak-liuk naga yang panjangnya mencapai beberapa meter meramaikan perayaan. Musik yang semarak dan warna warni naga serta barongsai kian membuat perayaan kian meriah.

Ada yang seru di setiap parade Imlek. Pagelaran itu membuat jantung berdebar. Bagi saya, jantung serasa mau copot. Apalagi kalau bukan aksi para tatung. Sejumlah warga Tionghoa yang tentunya sudah mendapat berbagai pembekalan menusuk-nusukkan besi tajam ke tubuh mereka. Besi yang tajam menjadi mainan bagi mereka. Ih, ngeri.

Ada pantangan yang tak boleh dilanggar bagi warga Tionghoa. Di hari pertama hingga ketiga Imlek, mereka tak boleh menyapu sampah yang ada di rumah. Menurut mereka, menyapu sampah maka akan membuang rezeki yang datang.

Masih ada yang unik lagi. Setiap 15 hari setelah Imlek, nasyarakat Tionghoa menggelar ritual Cap Go Meh. Di perayaan itu, lagi-lagi tatung berkeluaran. Mereka mengusir roh-roh jahat penyebab kesialan.

Apapun kepercayaan mereka, saya salut dengan cara warga Tionghoa menjaga budaya. Meski jauh dari kampung halaman, mereka tetap menganggap diri sebagai warga keturunan yang wajib melestarikan adat budaya nenek moyang. Tentu saja itu seolah  membuka mata bahwa berada jauh dimanapun, kita jangan sekali-kali melupakan adat istiadat dan budaya leluhur sepanjang tak mengganggu orang lain.

Penulis: Nur Assara Anisya Putri
Sekolah: Kelas XI SMAN 2 Pontianak

Posted by TaliNews on Sabtu, 21 April 2012, 21.10. Filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response.!
IndoLowong
Support Us :
Comments
blog comments powered by Disqus