Headlines News :
| |

Metode Baru Bisa Meningkatkan Produksi Obat Malaria

Profesor Peter Seeberger (Dok. Associated Press)
Talinews.com, Berlin – Metode baru dalam mengatasi penyakit malaria bisa meningkatkan produksi obat. Cara ini dikembangkan oleh ilmuwan Jerman, yang membuat obat malaria yang bisa diproduksi dengan mudah, sebanyak empat kali lipat dari metode sebelumnya.

Berdasarkan berita yang dilansir dari Associated Press, Kamis (16/2), ilmuwan Jerman mengklaim bahwa metode mereka bisa menekan harga pembuatan obat secara signifikan, dan meningkatkan ketersediaan obat untuk memberantas penyakit yang membunuh ratusan ribu orang setiap tahunnya itu.

Para ilmuwan yang terdiri atas ahli kimia di Max Planck Institute, Jerman, mengambil produk limbah dari pembuatan obat artemisinin-asam artemisinik. Limbahnya diolah kembali dan diubah menjadi obat yang sama, seperti mekanisme daur ulang.

"Empat ratus obat ini akan cukup untuk memenuhi pasokan artemisinin di dunia. Apalagi, obat yang diproduksi kembali sangat kecil dan sangat mudah disimpan," tutur Direktur Unit Max Planck Institut, Peter Seeberger, di laboratoriumnya yang terletak di kawasan Dahlem, Berlin.

Teknik baru yang dikembangkan oleh para ilmuwan Jerman itu telah diterbitkan dalam jurnal kimia Angewandte Chemie, edisi bulan Februari. Artemisinin merupakan obat yang diolah dari hasil ekstraksi tanaman Apsintus. Tanaman ini banyak ditemukan terutama di kawasan China dan Vietnam. Ketersediaan Apsintus pun musiman.

Proses ekstraksi untuk setiap bagian Artemisinin yang diproduksi, memiliki 10 kali jumlah asam artemisinik yang dibuang sebagai limbah. Proses ini dilakukan berupa konversi asam menggunakan sinar ultraviolet, untuk memicu konversi proses produksi yang gagal dalam sebuah tangki asam yang besar. Sehingga produksi tidak efisien dan biaya yang dikeluarkan untuk proses itu terlalu mahal.

Ilmuwan di Max Planck menciptakan sebuah alat untuk memproduksi obat dengan lebih efisien dan murah. Mereka membuat mesin yang memompa semua bahan yang diperlukan, melalui pipa tipis yang melilit lampu UV dalam suatu proses berkelanjutan. Proses pembuatan obat Artemisinin dengan mesin itu sangat cepat, sekitar lima menit.

Menurut Seeberger, teknik tersebut bisa mengkonversi sekitar 40 persen dari limbah asam menjadi Artemisinin. Produk obat yang dihasilkan pun empat kali lebih banyak dibandingkan metode pembuatan obat sebelumnya.

"Prototipe komersial dari mesin Max Planck bisa siap dalam waktu sekitar enam bulan dan bisa masuk ke produksi massal sekitar satu tahun. Perkiraan harga saat ini sekitar Euro 100 ribu atau $ 132 ribu. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa obat ini diproduksi dan tersedia untuk orang sebanyak mungkin," tutur Seeberger.

Menurut Sabine Haubenreisser, juru bicara European Medicines Agency, obat baru yang diproduksi itu memiliki keampuhan yang sama seperti aslinya. Obat artemesinin yang dihasilkan juga bisa dikatakan sebagai obat generik, yang sangat efektif dan dapat diproduksi dengan cepat.

Colin Sutherland, ahli malaria di London School of Hygiene dan Tropical Medicine yang tidak terlibat dalam penelitian Max Planck, mengatakan, metode tersebut bisa menjadi signifikan dalam meningkatkan produksi obat malaria. Dia mencatat bahwa saat ini sangat sedikit artemisinin yang bisa diproduksi dari tanaman apsintus yang juga sulit untuk tumbuh.

"Jika itu adalah proses yang sederhana, mengingat sejumlah bahan tanaman, Anda dapat menghasilkan lebih banyak obat, yang akan membuat segalanya lebih murah dan lebih cepat. Karena hasil akhirnya adalah molekul yang sama, seharusnya tidak ada penurunan efektivitas produk sintetis," kata Sutherland.

Kasus malaria yang mengakibatkan kematian telah menurun sejak 2004. Sebagian besar disebabkan oleh kampanye mengenai penyakit malaria dengan mendistribusikan kelambu, menyemprot rumah dengan insektisida, dan ketersediaan obat yang cukup. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan setidaknya 655 ribu orang meninggal karena malaria setiap tahun. Kebanyakan adalah anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun di Afrika. (art)

Posted by TaliNews on Kamis, 16 Februari 2012, 18.32. Filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response.!
IndoLowong
Support Us :
Comments
blog comments powered by Disqus