Ilmuwan : Kehidupan Di Dunia Berasal Dari Darat
Talinews.com, Jerman – Penelitian baru mengenai asal muasal kehidupan di dunia yang dilakukan oleh para ilmuwan, menghasilkan suatu teori provokatif. Para ilmuwan menyetujui pernyataan Charles Darwin lebih dari 140 tahun lalu, bahwa kehidupan bermula di daratan di 'kolam kecil yang hangat' dan bukan di lautan.Para peneliti menganalisis bukti berupa bahan kimia bebatuan yang berasal dari daratan kuno dan habitat lautan, yang kemudian diperbandingkan dengan rekonstruksi genetik dari sel pertama di bumi. Penelitian itu menunjukkan bahwa sel-sel primitif pertama bisa berkecambah di kolam uap terkondensasi, yang disebabkan oleh air panas bawah tanah atau gelembung uap di dekat permukaan planet.
Temuan para ilmuwan itu diterbitkan dalam prosiding National Academy of Sciences, yang menentang pandangan umum bahwa kehidupan berasal dari laut. Menurut Fisikawan Profesor Dr Armen Mulkidjanian dari Universitas Osnabruck, Jerman, lautan tidak mengandung bahan-bahan keseimbangan terbaik untuk mengembangkan kehidupan.
"Sel-sel paling sederhana dirakit di 'pembenihan' dalam tanah, seperti di sumber air panas dan geyser di Taman Nasional Yellowstone, sebagai proses aktif uap vulkanik dari interior planet. Komposisi kimia dari emisi ini paling sesuai dengan kimia anorganik sel," ujar Mulkidjanian seperti yang dilansir dari Dailymail.
Pemenang hadiah nobel Jack Szostak dari Universitas Harvard itu juga mengatakan, komposisi kimia tersebut dipengaruhi pula oleh cahaya matahari yang berfungsi sebagai sumber energi. Konsep penelitian itu mirip dengan ide sentral dalam teori Darwin, yang dituliskannya untuk ahli botani Inggris, Joseph Hooker, pada tahun 1871.
"Rekonstruksi geokimia menunjukkan komposisi kimia ionik sel awal yang kondusif tidak bisa eksis dalam pengaturan di lautan. Tetapi, kompatibel dengan emisi dari uap yang didominasi oleh sistem panas bumi di permukaan daratan. Pra-selular tahapan evolusi mungkin terjadi di kolam dangkal dari uap panas bumi kental dan didinginkan sejajar dengan mineral silikat berpori dicampur dengan logam sulfida dan senyawa fosfor," pungkasnya.
(art)

